Welcome

Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 15 Maret 2012

Arus AC (Alternating Current) adalah arus yang bolak-balik. Apanya yang bolak-balik? Arah arusnya yang bolak-balik, berarti, arah elektronnya (yang mengalir berlawanan dengan arah arus) juga bolak-balik. Frekuensi bolak-balik arus PLN di Indonesia adalah 50 Hz, artinya dalam 1 detik arah arus berbolak-balik sebanyak 50 kali. Kalau di luar negeri ada yang sampai 75 Hz. Karena bolak-balik inilah maka tidak ada yang namanya arah arus pada AC, kutub positif dan kutub negatif juga tidak ada. Hambatan pada AC juga sedikit berbeda dibandungkan pada DC. Hambatan pada AC disebut Impedansi yang dilambangkan dengan Z. Hukum Ohm-nya sih masih sama bentuknya, hanya saja R diganti dengan Z, jadi hukum Ohmnya berbentuk : V = I.Z. Apa kelebihan AC dibandingkan DC? Kelebihannya adalah pada pengangkutan listrik jarak jauh. Misalnya bagaimana cara menyampaikan listrik yang dihasilkan oleh PLTA Saguling utuk sampai ke rumah kita di kota? Pilihannya cuma dua macam : 1. Arus harus dihasilkan sebesar mungkin supaya arus yang hilang di jalan (dimakan oleh hambatan kawat) tidak sampai menghabiskan pasokan listrik ketika sampai di rumah. 2. Dengan memakai tegangan yang setinggi mungkin. Dari dua pilihan tersebut, pilihan kedua jauh lebih bersifat ekonomis dibandingkan pilihan pertama, hal ini disebabkan oleh ukuran kawat yang diperlukan. Pilihan pertama membutuhkan kawat yang diameternya besar supaya hambatan kawat bis diperkecil, ini sangatlah tidak ekonomis. Pilihan kedua menyebabkan arus yang dibutuhkan tidak perlu besar sehingga kawat penghantarpun tidak perlu besar. Ini akan mengurangi kehilangan arus listrik pada kawat. Tegangan yang sangat tinggi bisa dihasilkan oleh transformator step up. Sedangkan transformator hanya dapat bekerja jika diberikan arus AC. Arus DC tidak akan bisa memfungsikan transformator (trafo). Inilah keunggulan utama arus listrik AC, yaitu bisa dikirim sampai ke tempat yang jauh tanpa menghabiskan listrik di jalan, sehingga jenis listrik inilah yang dikirimkan oleh PLN ke setiap rumah tangga. Misalkan tegangan yang dihasilkan generator PLTA adalah 10 kV, maka oleh transformator step up dinaikkan menjadi 150 kV, ketika sampai di daerah pinggiran kota, transformator step down menurunkan lagi sehingga menjadi 20 kV yang lalu disalurkan lagi ke gardu-gardu di kota yang juga menurunkan sehingga ketika sampai di rumah tangga sebesar 220 V saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar